x
Dikirim oleh puskesmassukorejo pada 27 October 2022

 

SI MANIS

“SISTEM INFORMASI IMUNISASI”

 

                Hai bunda-bunda hebat, selamat datang di fitur “Si Manis” (Sistem Informasi Imunisasi) UPT Puskesmas Sukorejo Kota Blitar. Dalam fitur ini kita akan berbagi pengetahuan tentang imunisasi dasar lengkap pada anak balita. Yuk bunda, ikuti kita untuk mengupas tentang masalah imunisasi.

  1. Pengertian imunisasi

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan (Permenkes Nomor 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi).

 

  1. Macam-macam imunisasi dasar lengkap

Berdasarkan Permenkes Nomor 12 Tahun 2017, ada beberapa imunisasi yang wajib untuk bayi baru lahir samapi sebelum berusia satu tahun. Jenis imunisasi ini diberikan gratis oleh pelayanan Kesehatan di bawah naungan pemerintah, seperti posyandu, puskesmas maupun rumah sakit daerah.

Posyandu Kelurahan Tanjungsari

Terdapat dua tipe cara pemberian imunisasi yaitu dengan suntik dan oral. Vaksin yang diberikan berisi bakteri atau virus hidup yang sudah dilemahkan ataupun yang sudah mati.

Berikut daftar imunisasi dasar lengkap yang wajib bunda-bunda ketahui:

  1. Hepatitis B (usia < 24 jam)
  2. Polio tetes (usia 0, 2, 3 dan 4 bulan)
  3. BCG (sebelum usia bayi 2 bulan)
  4. DPT-HB-Hib (usia 2,3 dan 4 bulan)
  5. Polio suntik / IPV (usia 4 bulan)
  6. MR / Campak-Rubella (usia 9 bulan)
  7. Untuk imunisasi lanjutan usia 18 sampai 24 bulan diberikan vaksin DPT-Hib-HB lanjutan dan Campak-Rubella (MR) lanjutan

 

 

 

  1. Jenis-jenis penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

Tahukah bunda, menurut Kemenkes RI program imunisasi global ini diperkirakan dapat menyelamatkan 2-3 juta nyawa setiap tahunnya. Lalu, apa saja penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi?

  1. Hepatitis B

Hepatitis B merupakan infeksi virus pada hati yang dapat menyebabkan kanker hati atau pengerasan hati. Virus ini dapat ditularkan melalui darah atau cairan tubuh yang terkontaminasi virus. Infeksi virus ini dapat dicegah dengan vaksin Hepatitis B.

  1. TBC (Tuberkolusis)

TBC merupakan infeksi bakteri yang menyerang paru-paru. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia / WHO pada 2015, Indonesia menempati peringkat kedua sebagai negara dengan kasus TBC terbanyak di dunia. Nah, salah satu cara untuk mencegah TBC adalah dengan memberikan imunisasi BCG, yang diberikan satu kali pada anak usia di bawah 2 bulan.

  1. Polio

Polio atau lumpuh layu merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus dalam saluran pencernaan dan tenggorokan. Untuk mencegah penyakit ini, anak harus diberikan vaksin polio sebelum berusia 6 bulan. Ada 2 jenis vaksin polio yang diberikan, yaitu vaksin oral dan suntik.

  1. Difteri, tetanus dan pertusis (batuk rejan)

Difteri tergolong penyakit menular yang disebabkan infeksi bakteri pada hidung dan tenggorokan. Penyakit ini biasanya ditandai oleh munculnya selaput abu-abu yang melapisi tenggorokan. Tetanus adalah infeksi bakteri yang mempengaruhi syaraf, dapat menyebabkan kejang otot dan dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa. Pertusis merupakan infeksi bakteri pada saluran pernapasan yang mudah menular dan ditandai dengan rentetan batuk keras yang terjadi secara terus menerus. Ketiga penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian vaksin DPT.

Pelaksanaan Imunisasi di Posyandu Kecamatan Sukorejo

 

  1. Campak

Campak merupakan suatu infeksi virus menular dengan gejala demam tinggi, bercak kemerahan pada kulit disertai batuk, pilek atau mata merah. Penularannya melalui saluran nafas, melalui batuk atau bersin. Penyakit ini dapat dicegah dengan vaksin Campak-Rubella (MR).

 

  1. Efek samping imunisasi dan cara mengatasi

Pemberian imunisasi dasar ini wajib dilakukan karena dapat membantu mencegah anak dari serangan penyakit berbahaya dan mengancam jiwa. Nah, bunda tidak perlu khawatir jika terdapat efek samping ringan setelah imunisasi. Umumnya ini terjadi berkisar 1-2 hari saja. Lantas apa saja efek samping yang ditimbulkan pasca imunisasi dan bagaimana cara mengatasinya?

  1. Demam ringan

Jika terjadi demam ringan pasca pemberian imunisasi maka bunda dianjurkan untuk :

  • Memberikan ASI lebih banyak
  • Kompres menggunakan air hangat
  • Kenakan pakaian yang tipis pada bayi
  • Berikan penurun panas (paracetamol) sesuai dosis yang ditetapkan oleh tenaga kesehatan.
  • Jika demam berlanjut dan reaksi memberat seperti kejang maka segera bawa ke tempat fasilitas pelayanan Kesehatan.
  1. Nyeri, kemerahan dan bengkak pada bekas suntikan

Kompres menggunakan air dingin jika terjadi nyeri pada lokasi suntikan, berikan ASI lebih banyak dan berikan paracetamol sesuai dosis yang ditetapkan tenaga kesehatan untuk meredakan nyeri.

  1. Nafsu makan menurun, mual atau muntah

Bunda tidak perlu khawatir karena umumnya gejala tersebut tidak berlangsung lama, selalu dampingi si kecil dan tetap berikan ASI secara bertahap.

 

Kapan harus ke dokter? Jika terjadi gejala berat atau bila keluhan memburuk setelah imunisasi, seperti demam tinggi lebih dari 2 hari, nyeri dada, sesak nafas, kejang dan penurunan kesadaran.

 

  1. Dampak yang ditimbulkan jika anak tidak diimunisasi

Perlu bunda ketahui, efek samping yang parah pasca imunisasi sangat jarang sekali terjadi. Manfaat yang didapat dari imunisasi lebih besar daripada resiko efek samping yang biasa terjadi. Maka dari itu, pastikan si kecil mendapatkan setidaknya imunisasi dasar lengkap (minimal pada tahun pertama kelahiran / 12 bulan) yang diperlukan oleh anak.

Dampak yang ditimbulkan jika anak tidak diimunisasi antara lain:

  1. Anak tersebut rentan menderita penyakit menular yang seharusnya dapat dicegah dengan vaksinasi seperti, hepatitis, TBC, difteri, tetanus dan radang otak.
  2. Jika anak yang tidak divaksin menderita penyakit menular, maka dia juga rentan menularkan kepada anak yang lain.
  3. Anak yang tidak diimunisasi berisiko lebih tinggi terkena komplikasi yang dapat menyebabkan kecacatan pada bayi.
  4. Sistem kekebalan tubuh tidak kuat karena tubuh anak tidak mampu mengenali virus penyakit yang masuk ke tubuh sehingga tidak bisa melawan virus tersebut.

 

  1. Mitos dan Fakta Imuniasi
  1. Mitos : Vaksin menimbulkan efek samping berbahaya dalam jangka panjang.

Fakta : Reaksi yang muncul dari vaksin umumnya sementara dan gejalanya ringan. Sedangkan resiko anak yang tidak menjalani vaksin adalah kecacatan atau lumpuh.

  1. Mitos : Air Susu Ibu (ASI) bisa menggantikan vaksin.

Fakta : ASI dan vaksin saling melengkapi untuk membangun kekebalan tubuh pada anak.

  1. Mitos : Jangan memberikan suntikan vaksin dalam satu waktu (lebih dari satu suntikan.

Fakta : Rasa nyeri akibat lebih dari satu suntikan, ternyata tidak jauh berbeda dengan satu suntikan. Secara psikologis, anak justru lebih trauma jika harus berulang kali ke dokter untuk imunisasi dalam waktu berdekatan.

  1. Mitos : Setelah mendapatkan vaksin polio tetes, bayi tidak boleh diberi ASI atau susu formula dulu.

Fakta : Pemberian ASI atau susu formula setelah mendapatkan vaksin polio tidak mempengaruhi antibodi yang dibentuk oleh vaksin.

  1. Mitos : WHO adalah salah satu kendaraan penjajah yang ingin menjajah manusia di bidang Kesehatan, lewat iklannya yang terus menerus menyatakan “tanpa imunisasi maka manusia menjadi tidak sehat”. Imunisasi pun menjadi ujung tombak WHO untuk merusak generasi berdasarkan bisnis dan penjajahan.

Fakta : WHO merupakan organisasi Kesehatan dunia yang menggalakkan program Kesehatan dunia demi terwujudnya masyarakat dunia yang sehat dan sejahtera.

  1. Mitos : Imunisasi tidak ada di negara-negara barat, bahkan di Israel tidak ada imunisasi.

Fakta : Negara – negara barat justru memiliki angka cakupan imunisasi yang tinggi. Israel pun memberlakukan program imunisasi bagi masyarakatnya.

  1. Mitos : Vaksin bukan saja berbahaya, tetapi bagi kaum Muslim, vaksin tidaklah halal.

Fakta : Sebelum beredar di pasaran, vaksin telah melalui BPOM dan LPPOM MUI.

 

INFO PENTING !!!

Pemerintah telah mengeluarkan Vaksin PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine) yang diberikan pada anak usia 2, 3 dan 12 bulan. Vaksin ini dapat mencegah penyakit Pneumonia (radang paru-paru) yang disebabkan oleh bakteri Pneumokokus.

 

Jadi, tidak perlu khawatir lagi ya Bunda membawa anak untuk imunisasi. Beri anak hak nya untuk mendapatkan imunisasi. UPT Puskesmas Sukorejo selalu terbuka memberi pelayanan prima termasuk pelayanan imunisasi. Jangan lupa ya Bunda untuk datang tepat waktu sesuai jadwal imunisasi anak. Salam sehat Bunda-Bunda hebat.

         

TERIMA KASIH

 

 

Gambar